25 Agustus 2014 - Direktur Eksekutif The Indonesian Institute Raja Juli Antoni menilai munculnya partisipasi anak muda dalam Pemilu Presiden 2014 dalam bentuk relawan merupakan lawan dari konsep geronthocracy. "Partisipasi dari kalangan anak muda adalah sebagai lawan dari apa yang kita disebut Geronthocracy yaitu konsep dimana proses demokrasi itu ada di tangan orang tua dan anak muda hanyalah pengikut," katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu. Dia mengatakan dalam konteks pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang memiliki banyak relawan, itu bukan hanya lawan terhadap golongan tua. Namun menurut dia, dari cara memerintah juga menunjukkan bahwa gayanya bukanlah yang biasa dan yang bisa meng-engage anak muda. "Kalau demokrasi diterjemahkan sebagai kedaulatan rakyat maka semua orang adalah tulang punggung dari demokrasi itu sendiri," ujarnya. Selain itu, dia mengatakan ada ilmuwan yang menilai bahwa kematangan dari demokrasi adalah dilihat dari seberapa besar partisipasi masyarakat di dalamnya. Menurut dia, hal menarik bahwa ketika bicara partisipasi tapi intinya adalah kerelawanan dan itu yang terjadi dalam Pilpres 2014. "PDI Perjuangan mengungkapkan ada sekitar lebih dari 1200 kelompok relawan yang mendukung Jokowi, belum lagi berapa lagu yang tercipta dan juga konser 2 jari di GBK menjelang pemilu," katanya. Dalam diskusi tersebut Inisiator www.kawalpemilu.org, Ainun Najib mengatakan Pemilu 2014 spesial, titik kritis, dan merupakan persimpangan jalan yang akan mengubah betul arah kita bernegara. Dia mencontohkan pada H+1 Pilpres, masing-masing pihak saling klaim, maka jika masyarakat tidak menyuguhkan alternatif lain yang diindependen maka kita khawatir ada crisis dari ini yang bisa mengakibatkan kekacauan atau chaos nantinya. "Terkait motivasi memang awalnya dari sebagian besar dari relawan adalah karena memang ingin mengusung calon tertentu," ujarnya. (Sumber: antaranews.com)