Home
Kembali
Drs Taufan Bakri, MSi Kepala Badan Kesbangpol Provinsi DKI, sebagai Keynote Speaker, memetakan secara apik kekuatan insan pesantren dalam membangun pe

Drs Taufan Bakri, MSi Kepala Badan Kesbangpol Provinsi DKI, sebagai Keynote Speaker, memetakan secara apik kekuatan insan pesantren dalam membangun pe


Kamis, 19 Oktober 2020 - 10:13:46 WIB - Dibaca : 1868 Pengunjung

SURABAYA | duta.co – Menarik! Webinar bertajuk ‘Peran Ulama dan Santri dalam Menjaga Eksistensi NKRI dan Membangun Peradaban Bangsa’ yang digelar Badan Pembinaan Umat (BPU) DPW PKS DKI Jakarta, Ahad, (18/10/2020) malam, menarik diikuti.

Drs Taufan Bakri, MSi Kepala Badan Kesbangpol Provinsi DKI, sebagai Keynote Speaker, memetakan secara apik kekuatan insan pesantren dalam membangun peradaban bangsa. Menurutnya, potensi santri ke depan, semakin strategis. Bukan saja soal keilmuan (agama), tetapi, kemandiriannya menjadi modal besar untuk memperkuat bangunan ekonomi di negeri ini.

Di Indonesia, jelasnya, ada kurang lebih 18 juta santri. Mereka tersebar di 28.194 pesantren. Ini menjadi kekuatan atau komponen yang luar biasa. Dan, Jakarta sendiri dikelilingi ribuan pesantren, sekitar 8.300 pesantren tersebar di Jawa Barat.

“Ke depan, kita harus benar-benar mampu menangkap apa yang direnungkan dan diinginkan para santri ini. Saya teringat lirik lagu ‘Kolam Susu’ (Koes Plus red). Bukan Lautan Hanya Kolam Susu. Begitu juga dengan Pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hingga pertahanan dan keamanan red.), harus diperkuat,” terangnya.

Menurut Taufan, santri sudah terlatih mandiri. Ini akan menjadi energi atau kekuatan luar biasa ke depan. Mengapa? Karena ke depan, sektor keswastaan yang dominan. “Santri sudah terlatih mandiri. Bukan lulus lalu cari pekerjaan, sebaliknya mereka menciptakan pekerjaan. Mereka tidak hanya fasih bicara keagamaan, tetapi juga mengerti industri,” tegasnya.

 

Taufan sendiri yakin dan percaya dengan kekuatan umat Islam. Karena itu, ia selalu mendorong dunia pesantren, memperhatikan para guru agama, mengembangkan pemikiran guru-guru, mengembangkan wawasan, kemampuan SDM-nya. Kalau di Jakarta, pemberdayaan SDM bisa lewat BAZIS.

“Tidak ada kekuatan kecuali dengan persatuan. Umat Islam harus kuat dan bersatu menjaga harmoni. Di DKI misalnya, ada 7,5 juta umat Islam. Santri-santri DKI sangat mengerti tentang multi kultural, menjaga harmoni. Dengan saling menolong, maka, tercipta suasana yang baik,” urainya.

Saat pandemi, lanjutnya, betapa besar kontribusi umat Islam. “Di DKI, ada 3500 masjid menyerukan ibadah dengan benar sesuai protokol kesehatan. Artinya, kontribusi para santri tidak bisa dianggap ringan,” jelasnya.

Ini, kata Taufan Bakri, harus diimbangi dengan kekuatan ekonomi. Bagaimana para santri, yang sudah terlatih hidup mandiri, semakin terdongkrak menjadi pelaku usaha yang handal. “Dengan demikian dompetnya tidak sampai kosong. Jangan sampai ‘kulit ketemu kulit’. Karena mereka inilah yang mengukir masa depan bangsa,” jelasnya.

Hadir dalam Webinar ini, KH Agus Fahmi Amrullah Hadzik (Gus Fahmi), Pengasuh Pesantren Al-Masruriyyah,Tebuireng Jombang yang juga dikenal sebagai Cucu Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari. Prof Agus Suradika, MPd. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Dr KH Miftahurrahim Syarkun, Wakil Rektor Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng yang notabene  Penasehat Pusat Kajian KH M Hasyim Asy’ari dan Dr Hidayat Nur Wahid (HNW). (sumber:duta.co)


Bagikan Melalui


Komentar Anda