Home
Kembali
Kawal Asian Games, Kesbangpol DKI Jakarta Serukan 3 Hal kepada Mahasiswa

Kawal Asian Games, Kesbangpol DKI Jakarta Serukan 3 Hal kepada Mahasiswa


Kamis, 16 Agustus 2018 - 18:27:26 WIB - Dibaca : 479 Pengunjung

JAKARTA – PERHELATAN Asian Games yang 2 hari lagi yang akan segera resmi dibuka di kota Jakarta dan Palembang yang menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan pesta olah raga internasional ini tentu merupakan kebanggaan tersendiri bagi warganya.

Karena itu, guna mendorong partisipasi publik untuk turut serta mensukseskan penyelenggaraan Asian Games itu, Kesbangpol DKI Jakarta mengajak partisipasi kaum muda dan mahasiswa untuk turut berperan serta membantu pemerintah.

Berbicara forum “Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Ancaman dan Gerakan Radikalisme di DKI Jakarta Angkatan IV Tahun 2018” dihadapan 110 Mahasiswa, Plt. Kesbangpol DKI Jakarta, Drs. Taufan Bakri, M.Si mengatakan mahasiswa sebagai mitra strategis pemerintah perlu menjaga lingkungan kita agar tetap kondusif, aman dan terjaga dari gangguan keamanan yang bisa menimbulkan keresahan sosial di masyarakat.

“Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang kondusif melalui upaya mencegah secara dini (early anticipation) terhadap bahaya radikalisme dan terorisme yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat,” papar Taufan.

Alumnus Fisip Unas Angkatan tahun 1984 ini menyerukan 3 hal yang dapat dilakukan mahasiswa untuk membantu pemerintah mensukseskan hajatan Asian Games.

Pertama, yaitu menjaga ketertiban dan keamanan di masyarakat. Taufan memahami, bahwa demonstrasi itu merupakan hak konstitusional masyarakat. Namun, di saat pemerintah menjadi tuan rumah Asian Games, aksi demonstrasi ini sebaiknya dihindari. Hal ini diperlukan karena kita tidak ingin dinilai oleh 45 negara yang akan hadir sebagai negara tidak aman.

“Termasuk menjaga ketertiban yaitu mencegah adanya tindak tawuran di kalangan remaja dan mahasiswa,” pintanya.

Kedua, ikut menjaga ketertiban lalu lintas. Jelang Asian Games ini, Pemprov DKI Jakarta memberlakukan peraturan ganjil-genap khusus bagi kendaraan bermobil.

Ketiga, yaitu khusus di daerah penyelenggaraan lomba berkuda di Pulomas, Jakarta Timur, Taufan meminta bantuan kepada mahasiswa agar memberitahukan kepada alim ulama untuk daerah radius 2 KM dari Pulomas, untuk tahun ini tidak mengadakan pemotongan hewan kurban. Pasalnya, kuda-kuda lomba yang datang dari luar negeri yang harganya sampai Rp200 miliar ini sangat sensitif dan peka terhadap bau daerah.

Jadi, kata Taufan, potong hewan kurbannya diadakan ditempat-tempat yang ditunjuk pemerintah yaitu di Rumah Pemotongan Hewan.

Kelola Konflik

Taufan menjelaskan, sebagai daerah ibukota, Jakarta memang terdiri dari aneka etnis, dan rasial, budaya, kesenjangan ekonomi antara kelompok, beda agama hingga pilihan politik. Pluralisme ini tentu bisa berpotensi sebagai sumber kekuatan ataupun sumber kehancuran. Karena itu, pluralisme ini harus dikelola dengan baik agar bisa menjadi sumber-sumber kemajuan bangsa dan negara.

Keberagaman, lanjut Taufan, juga bisa menjadi isu utama konflik interna di masyarakat. Karena itu, konflik perlu dikelola dengan baik, dalam pengertian bangsa Indonesia sebagai sumber untuk menciptakan kesejahteraan di masyarakat.

“Jadi, kita memiliki sistem mekanisme deteksi dini yang benar komprehensif dan efektif guna mencegah dan menanggulangi munculnya terorisme yang dapat mengganggu kehidupa bangsa dan negara di masyarakat yang akan datang,” harap Taufan.

Sementara itu, dalam laporannya, Kasubdit Kewaspadaan Dini, Habib, S.Sos, M.Si Mengatakan kegiatan ini menghadirkan pembicara yang kompeten di bidangnya. Pada sessi pertama yaitu,  Akademisi dari UNAS, DR. Firdaus Syam, “Peran Universitas Dalam Membentengi Mahasiswa  dari Pengaruh Terorisme dan Radiklisme,” dan AKBP Sukardi dari Polda Metro Jaya, “Sistem Deteksi Dini Terhadap Gerakan Terorisme di Indonesia.”

Pada sessi kedua yaitu, PPTP Kemhan RI Provinsi  DKI Jakarta “Peran TNI dan Masyarakat Dalam Melakukan Antisipasi Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG) dan Ken Setiawan dari NII Crisis Center, “Perkembangan Jaringan Terorisme dan Radikalisme di Indonesia.” (sumber:kesbang.com)


Bagikan Melalui


Komentar Anda