JAKARTA – ANCAMAN terhadap ideologi negara dari gangguan terorisme dan radikalisme ternyata juga tumbuh di ibukota DKI Jakarta. Munculnya fenomena Nabi Palsu, Ahmad Musadeq dari wilayah Jakarta Selatan dan Lia Eden yang mengaku sebagai titisan tuhan muncul dari Jakarta Pusat Selatan merupakan contoh radikalisme paham keagamaan tetap ada.
Karena itu, guna mengantisipasi munculnya faham radikalisme, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta menggelar Kegiatan bertajuk “Peningkatan Kewaspadaan terhadap Ancaman Terorisme dan Gerakan Radikalisme Angkatan III Tahun 2018” untuk kalangan mahasiswa.
Kegiatan yang digelar di Hotel Aston, Jakarta Selatan, Selasa (10/7/2018) ini diikuti 110 peserta dari 2 kampus yaitu Universitas Nasional dan Universitas Tama Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Dalam sambutan pembukaannya, Plt. Kesbangpol DKI Jakarta, Drs. Taufan Bakri, M.Si mengatakan visi gubernur DKI Jakarta yaitu “Maju Kotanya dan Bahagia Warganya” hanya bisa terwujud jika mahasiswa sebagai salah satu komponen di masyarakat ikut membantu pemerintah.
“Apakah adik-adik siap membantu gubernur Anies Baswedan untuk menjadikan Maju Kotanya dan Bahagia Warganya,” tanya Taufan Bakri kepada para mahasiswa dan kemudian dijawab serentak “Siap.”
Taufan menjelaskan, faham terorisme dan radikalisne bisa muncul dari orang miskin maupun orang kaya. Orang miskin karena pendidikannya rendah dan ekonominya susah mudah tergoda untuk ikut melakukan kekerasan.
“Hunger can not wait atau lapar tidak bisa menunggu,” ujar Alumnus FISIP Unas ini.
Sebaliknya orang cerdas dan kaya, lanjut Taufan, juga bisa menjadi pengikut paham radikal karena terkontaminasi dari buku-buku.
Taufan menambahkan, mahasiswa sebagai insan cendekia bisa menjadi garda terdepan dalam membantu pemerintah untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme di masyarakat. Pasalnya, mahasiwa dengan ilmunya mampu menilai mana gerakan radikalisme dan anarkhisme di masyarakat.
Untuk memperkaya wawasan para mahasiswa, Kesbangpol DKI Jakarta mendatangkan praktisi dan pengajar akademis yaitu Direktur Eksekutif Negara Islam Indonesia (NII Crisis Center/ NCC), Ir. Sutsina, mantan Wakil Gubernur NII Komandan Wilayah IX Jawa Barat memaparkan materi tentang “Peran Masyarakat Kampus dalam Mencegah Radikalsme,” dan pengajar dari Kampus Unas, Dr.Tb Massa Dja’far yang mengulas soal “Polirik Identiatas dan Gerakan Radikalisme di Indonesia.”
Pada sesi kedua, ada pembahasan dari Kepala BNPT yang membahas “Peran BNPT penanggulangan Terorisme di Indonesia dan Kabinda DKI Jakarta dengan materi berupa “Perkembangan Jaringan Terorisme dan Radikalisme Indonesia.”
Sementara itu, dalam laporan kegiatannya, Kasubdit Kewaspadaan Dini Kesbangpol DKI, Habib mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat DKI Jakarta untuk bersama sama menciptkan linggkungan yang kondusif melalui upaya mencegah secara dini (early anticipation) terhadap bahaya radikalisme dan terorisme yang dapat menggangu terhadap keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat. (Sumber : kesbang.com)
Komentar Anda