JAKARTA – MASALAH hoax jelang Pemilihan Presiden dan Pileg 2019, situs pornografi yang marak di dunia maya yang dikhawatirkan merusak anak-anak hingga penggusuran rumah warga di Cempaka Putih mewarnai diskusi pada forum “Pelaksanaan Silaturahmi Pemerintah Daerah dengan Pemuka Agama dan Organisasi Kemasyarakatan Provinsi DKI Jakarta Angkatan VI Tahun 2018.”
Menurut AKBP Sodirin, problem hoax memang kerap muncul di tahun politik 2017-2019. Banyaknya hoax ini diakui bisa menguras energi bangsa. Termasuk bisa memecah belah kerukunan umat beragama yang ada di Jakarta.
“Aparat kepolisian juga memiliki keterbatasan untuk merespon semua keinginan warga DKI termasuk untuk mencegah penyebarluasan hoax,” tegas Sodirin di Hotel Boutique, Jakarta, Senin (16/7/2018)
Karena itu, guna membantu aparat kepolisian, Sodirin mengajak peran aktif tokoh agama dan tokoh ormas.
Sementara itu, dalam paparannya Pengajar dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr. Cecep Effendi, M. Phill membahas materi “Membangun Toleransi di Tengah Kehidupan,” dan Pengajar dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan keanekaragaman budaya, etnis, agama dan suku bangsa ini merupakan karunia yang harus dirawat dan dikembangkan dengan baik.
Cecep menambahkan, orang Indonesia tidak pernah ribut dalam 2 hal. Pertama kalau ketemu di pasar dan kedua ketika bermain bola.
Terkait ide bermain bola ini, Cecep mengapresiasi Kesbangpol DKI Jakarta, Drs. Taufan Bakri, M. Si. yang menggagas penyelenggaraan futsal generasi muda anggota binaan Pemuka Agama dan Ormas ini.
“Ide Pak Taufan ini bagus untuk menjaga keharmonisan antar pemeluk agama dan antar ormas di kalangan generasi muda,” paparnya.
Menjawab pertanyaan peserta, Cecep mengatakan bahwa jika rumah warga yang ada di Taman Solo, Cempaka Putih, Jakarta Pusat yang tidak memiliki surat sah untuk mendirikan bangunan dan kemungkinan bisa digusur oleh Pemda DKI dan dibangun menjadi Rumah Susun sebagai penggantinya maka asalkan win-win solution itu tidak bermasalah.
Cecep menegaskan, dalam konsep rumah susun itu akan ada fasilitas umum dan fasilitas khusus, Di dalamnya akan ada taman dan rumah ibadah. Jadi, jangan khawatir bahwa tempat bermain anak-anak akan hilang jika Rusun Pemda DKI Jakarta ini jadi berdiri.
Bahkan di New Delhi, katanya untuk 1 kelurahan ada 1 taman. Karena itu, kita juga ingin di DKI Jakarta ini juga nantinya ada program 1 kelurahan untuk 1 taman.
Soal taman ini, dia menceritakan pengalamannya ketika dirinya menjadi konsultan Gubernur di era Gubernur Fauzi Bowo, isu ruang publik muncul sebagai salah satu isu utama di pemda DKI yang dibutuhkan warga.
‘Jadi, taman terbuka seperti RPTKA ini memang merupakan kebutuhan warga yang harus ada di tiap kelurahan. Di ruang terbuka ini bisa menjadi media perekat kerukunan umat beragama dan keharmonisan sesama anak bangsa,” paparnya.(sumber: kesbang.com)
Komentar Anda